Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2009

Ada yang tahu, kenapa kita perlu beribadah?....

Saat berdiskusi dengan kawan-kawan di sebuah SMA di Kota Semarang, ada yang bertanya, “Kak, Kenapa kita harus beribadah? Apakah Tuhan butuh untuk disembah?” Celeguk! Saya terdiam. Batin saya, ini pertanyaan yang cukup berbobot untuk ukuran anak SMA. Tapi itu yang mereka tanyakan. Dan saya harus menjawabnya. Memutar otak. Gengsi dong, masak mahasiswa Fakultas Syariah gak bisa jawab pertanyaan seperti itu. Hehehe… Tapi tidak mudah juga menjawabnya. Karena saya harus menggunakan logika yang bisa diterima anak-anak SMA. Jika saya terlalu banyak mengutip ayat atau hadits, saya khawatir, pemahaman mereka hanya akan terpaku pada teks itu. Kawan-kawan yang baik ini kurang berani mengembangkan diri dalam pemahaman keagamaan. “Kamu ingin disayang Ayah-Bunda?” “He-eh,”, jawabnya lantang, mengangguk. “Kamu harus menjaga komunikasi yang baik dengan Ayah-Bunda. Caranya, gak bikin mereka marah gara-gara kamu telat bangun. Atau, gak ngabisin makan sahur, padahal ibu sudah cakep-capek masak...” kataku

Gaul Iya, Paham Islam Juga

"Ma...ma...af, sa...ya...nggak tahu, Pak" Jawaban grogi seperti itulah barangkali yang kamu berikan kala ditanya gurumu: Apakah zakat itu? Gimana menyalurkannya? Mengapa kita musti beribadah? Apa sajakah ibadah itu? Dan seterusnya. Dan sebagainya. Ataukah dengan pedenya kamu tetep ngejawab atas ketidaktahuanmu? Janganlah yaw! Malu-maluin... Pertanyaannya kemudian, kenapa kita tidak tahu, padahal kita mengaku muslim sejati? Hayo... Kenapa? Mungkin, di antara kamu ada yang ngejawab, "Nggak ada waktu untuk belajar agama." Atau, "Mata pelajaran agama di sekolah ngebosenin, monoton, dan gurunya killer abis". Boleh jadi yang disampaikan di sekolah atau pengajian saat bicara agama pasti mengarah ke surga atau neraka. Iya, kalau kita punya tabungan banyak ibadah karena ngerti caranya, kita bisa pegang tiket ke surga. Lha kalau kita banyak dosa? Atau, kita tidak shalat misalnya dengan alasan aneh: karena tidak bisa. Apa tidak repot? Belum lagi jika belajar a

Berebut Ruang di Galeri

“Demi kenyamanan, kami menggunakan sistem shift untuk pengunjung Jogja Gallery”, begitu yang disampaikan oleh seorang perempuan melalui pengeras suara, sesaat setelah pameran resmi dibuka. Benar saja, pengunjung galeri malam itu membludak, Berdasar perhitungan kasar penulis, mencapai lebih dari 200 orang. Penulis, lewat tulisan ini tidak bermaksud membahas konten pameran Anang Asmara yang menampilkan proses rekonstruksi akan sepenggal budaya berpakaian ala Jawa: batik ke dalam media kanvas. Di sisi lain, penulis merasa perlu memotret sisi lain dari sebuah galeri: para pengunjung yang mulai menyemut di pintu masuk. Benar saja. Beberapa pengunjung berjalan gesit, memotong jalan melompati beberapa kursi yang sudah kosong. Ia segera masuk pintu. Yang saya tahu, ia adalah wartawan sebuah majalah yang terbit di Solo. Ia segera masuk dan dari dalam, ia mengabadikan momen ketika beberapa orang memasuki pintu. Beberapa fotografer lepas dari Kantor Berita Antara dan beberapa media massa mel

Mendamaikan Lantunan Salam

“Assalamu’alaikum wr. wb.” Demikian kata Prof. Dr. Said Aqil Siraj, saat membuka orasi budaya Menjembatani Politik dan Agama yang dihelat Impulse di ruang Kepodang, Kanisuis, 23 April lalu. “Waalaikum Salaam”, Itu jawaban yang diberikan para pengunjung yang tentu saja beragam iman. Salam yang sama disampaikan seorang pimpinan Pemprof Jateng kala membuka sambutan pada Dialog Antar Iman yang dilaksanakan Bakesbangpolinmas Jateng, 21-22 November 2008 lalu di Bumi Perkemahanan Salib Putih, Salatiga. Seorang kawan non-muslim yang duduk sebangku, hanya terdiam, tak menjawab salam. Penulis sengaja membuka tulisan ini dengan “salam muslim”. Menariknya, salam itu disampaikan kepada komunitas beragam agama, tidak hanya muslim. Kondisi serupa pernah penulis alami kala live in pemuda lintas agama Pondok Damai di Vihara Dhammadipa, Pandak, Kudus, 16-18 Agustus tahun lalu. Sama, kala penulis membuka dengan “salam muslim”, beberapa peserta nonmuslim terdiam, tak menjawab. Bila kita cermati, dalam pe