Skip to main content

Posts

Showing posts from 2020

Intro Mediasi Muhamad Nasrudin SHI MH

via IFTTT

Kuliah Agama 11, Kesehatan Reproduksi Keluarga menurut Agama

via IFTTT

Kuliah Agama 10 Mengelola Konflik Keluarga

via IFTTT

Kuliah Agama 09, Perkawinan Beresiko Menurut Agama

via IFTTT

Nonlitigasi 09 Arbiter dalam Penyelesaian Sengketa

via IFTTT

Agama 08 Anak yang Baik Menurut Agama

via IFTTT

IBA 18 Dialog tentang Kesehatan dalam Bahasa Arab

via IFTTT

BBTQ 12 Bacaan Mad Jaiz Munfashil, Contoh, dan Cara Membacanya

via IFTTT

BBTQ 11 Mad Wajib Muttashil, Contoh dan Cara Membacanya

via IFTTT

BBTQ 10 Bacaan Mad Far'iy, Hukum dan Cara Membacanya

via IFTTT

Sstttt.... Bocoran UAS Intensifikasi Bahasa Arab

via IFTTT

MSI Karakteristik Studi Islam

via IFTTT

Kuliah Agama Tugas Manusia Menurut Agama

via IFTTT

BBTQ Dialog Bahasa Arab tentang Kesibukan

via IFTTT

IBA Dialog tentang Jam Istirahat

via IFTTT

BBTQ Macam-macam Mas Ashli dan Cara Bacanya, Belajar Tajwid

via IFTTT

IBA 4 Dialog tentang Kegiatan di Pagi Hari dengan Bahasa Arab

via IFTTT

Kuliah Agama (07) Struktur Insan dalam Pandangan Agama

via IFTTT

Nonlitigasi 08 Prosedur Mediasi

via IFTTT

IBA 14 Dialog tentang Hobi dalam Bahasa Arab

via IFTTT

IBA 13 Mengenal Keluarga

via IFTTT

IBA Belajar Berkenalan dengan Bahasa Arab

via IFTTT

BBTQ 08 Hukum Bacaan Mad

via IFTTT

Nonlitigasi 07 Mediator

via IFTTT

IBA 11 Dialog di Jalan dengan Bahasa Arab

via IFTTT

IBA 10 Dialog di Kelas dengan Bahasa Arab

via IFTTT

IBA 09 Dialog di Tempat Parkir dengan Bahasa Arab

via IFTTT

BBTQ 07 Belajar Tajwid Al Syamsiyah (Idgham Syamsi) dan Al Qamariyah (Idzhar Qomari)

via IFTTT

IBA 08 Dialog di Kantor dengan Bahasa Arab (2)

via IFTTT

IBA 07 Dialog di Kantor dengan Bahasa Arab

via IFTTT

IBA Belajar Menyapa dengan Bahasa Arab

via IFTTT

BBTQ 06 Hukum Bacaan Ikhfa, Huruf, dan Cara Membacanya

via IFTTT

BBTQ 05 Hukum Bacaan Iqlab, Hurufnya, Cara Bacanya

via IFTTT

IBA 05 Dialog di Kantor dengan Bahasa Arab

via IFTTT

IBA 03 Dialog di Tempat Parkir dalam Bahasa Arab

via IFTTT

BBTQ 04 Hukum Bacaan Idgham Bighunnah dan Idgham Bilaghunah, Huruf, Cara Pengucapan

via IFTTT

BBTQ 03 Hukum Bacaan Idzhar, Hurufnya dan Cara Membacanya

via IFTTT

BBTQ 02 Belajar Tajwid Hukum Nun Mati dan Tanwin

via IFTTT

IBA 03 Menyapa, Tahiyyat.

via IFTTT

Metodologi Studi Islam 03 Epistemologi Islam

via IFTTT

Metodologi Studi Islam 02 Karakteristik Studi Islam

via IFTTT

Metodologi Studi Islam (01) Pengantar Kuliah

via IFTTT

Kuliah Agama 06 Penciptaan Manusia Menurut Agama

via IFTTT

IBA 02, Belajar Perkenalan Sederhana dengan Bahasa Arab

via IFTTT

BBTQ (1) Pengantar Ilmu Tajwid

via IFTTT

Kewarganegaraan 02 Identitas Nasional

via IFTTT

Kewarganegaraan 01 Pengantar Kuliah

via IFTTT

Kuliah Agama 03 Fungsi dan Peran Agama dalam Kehidupan Manusia

via IFTTT

Pengenalan MK Mediasi dan Arbitrase (ADR)

via IFTTT

Agama, Manusia, dan Kesehatan

via IFTTT

Kuliah Agama 01 Mengenal Agama dan Unsur-Unsurnya

via IFTTT

Lebaran di Saudi dan Indonesia Berbeda, Kita Ikut Mana?

  Pada mulanya begini. Lebaran Idul Fitri ataupun Idul Adha adalah ibadah yang terikat dengan sebab. Untuk Idul Fitri, sebabnya adalah masuknya tanggal 1 Syawal. Sedangkan untuk Idul Adha sebabnya adalah masuknya tanggal 10 Zulhijjah. Dari sini kita jadi tahu bahwa pokoknya ada pada sebab yakni peredaran bulan. Nah, peredaran bulan ini unik, karena ia terikat dengan perbedaan titik geografis (beda garis lintang dan bujur) pengamat di muka bumi. Pasti sering dengar kan informasi begini. Di Aceh ketinggian hilal sudah 2', tetapi di Poso masih 1', sedangkan di Jayapura malah masih -1". Sedangkan di Kairo sudah 3'. Di Aceh sudah bisa lihat hilal, tapi di Kalimantan belum. Di Baghdad sudah bisa lihat hilal, tapi di New Delhi belum. Perkara ini selalu terjadi setiap awal bulan dalam kalender Hijriah. Lalu bagaimana cara mengambil kesimpulan hukum dari peristiwa ini?  Para ulama klasik membuat batasan geografis keberlakuan eksistensi/visibilitas hilal. Konsepnya disebut mathl

Tutorial Submit Artikel di Jurnal OJS 2

via IFTTT

Tutorial Register Author di OJS 2

via IFTTT

Kajian Tauhid Qathr al-Ghayts 11 Syarat Sah dan Syarat Sempurna Iman

via IFTTT

Tutorial Submit Artikel di Jurnal OJS 3

via IFTTT

Cara Gampang Merumuskan Program Moderasi Beragama di KKN DR

via IFTTT

Waspada! Kesalahan Mendasar dalam Menulis Skripsi, Jangan Sampai Kejadian!

via IFTTT

Tehnik Merumuskan Program Kuliah Pengabdian kepada Masyarakat Dari Rumah (KPM-DR)

via IFTTT

Zakat Fitrah

Fitrah berasal dr kata fathara فطر. Kata ini juga menjadi asal bagi kata ifthar افطار. Kata yang terakhir ini bermakna berbuka setelah puasa. Kata fathara فطر juga menjadi akar bagi kata Idulfitri. Id adalah Hari Raya. Fitrhi adalah makan-makan. Idulfitri adalah hari raya makan-makan setelah sebulan penuh berpuasa. Nah...  Dari sinilah kita jadi mengerti bahwa zakat fitrah dan idulfitri terkait dengan makan-makan atau berbuka selepas puasa. Sebab itulah, mazhab Syafii menyatakan bahwa zakat fitrah harus dalam wujud bahan makanan pokok setempat قوت البلد. Kalau di kampung tsb bahan makanan pokoknya beras, ya beras. Kalau gandum, ya gandum. Kalau sagu, ya sagu. Kalau di satu kampung ada dua bahan makanan pokok, misalnya jagung dan sagu, maka ambil makanan yang paling populer. Kalau sama-sama populer, boleh memilih di antara keduanya. Mengapa harus bahan makanan pokok?  Salah satunya agar zakat bisa langsung digunakan untuk ifthar (berbuka/dimakan) pada hari raya Idul Fithri a

Kajian Tauhid Al-Qathr Ghayts (10) Apa Hakekat Iman?

via IFTTT

Tujuh Resep Ampuh Skripsi Kelar Tepat Waktu

via IFTTT

Kajian Tauhid Qathr Al-Ghayts (09) Apakah Iman terdiri atas Beberapa Bagian?

via IFTTT

Kajian Tauhid Qathr Al-Ghayts (08) Bagaimana Beriman kepada Qadha dan Qadar?

via IFTTT

Tutorial Register Author Jurnal di OJS 3, Beberapa Jurnal Sekaligus

via IFTTT

Konferensi Internasional Al-Azhar Hasilkan 29 Rumusan Pembaharuan Pemikiran Islam

Konferensi Internasional Al-Azhar Hasilkan 29 Rumusan Pembaharuan Pemikiran Islam Jum'at, 31 Januari 2020 13:25 WIB Konferensi Internasional Al-Azhar menghasilkan sejumlah rumusan terkait pembaharuan pemikiran Islam. Ada 29 rumusan yang dibacakan oleh pemimpin tertinggi Al-Azhar, Grand Syeikh Prof. Dr. Ahmed Thayyib. Delegasi Indonesia terdiri dari Prof. Dr. H. Din Samsudin, Prof Dr. KH. Quraish Shihab, Dr. TGB. H. Muhammad Zainul Majdi dan Dr. H. Muhklis Hanafi. Berikut ini Rumusan Hasil Konferensi Internasional Al-Azhar: Bismillahirrahmanirrahim DEKLARASI KONFERENSI INTERNASIONAL AL-AZHAR TENTANG PEMBARUAN PEMIKIRAN ISLAM Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah beserta segenap keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikuti tuntunannya hingga hari Pembalasan.  Berangkat dari keyakinan Al-Azhar terhadap keniscayaan pembaruan permasalahan agama, keharusan meniti jalan syariat untuk mengimbangi hal-hal baru, dan demi mewuj

Dies Natalis UIN Walisongo ke-50

Alhamdulillah pernah dididik di Uin Walisongo Semarang pada tahun 2004-2009. Masa di mana jiwa muda masih menggelegak dan tak mau dikekang. Masa di mana segala hal ingin dicoba, diuji, dan dikritik. Masa di mana kehidupan diisi dengan berbagai olah pikir, olah jiwa, dan olah raga. Masa di mana kita merasa keren menyandang gelar aktivis, terlibat di puluhan organisasi, terlibat di ratusan kegiatan, meskipun sebagai penggembira dan romli. Hahaha... Masa di mana setiap sore dihabiskan untuk diskusi di Juras bersama Lpm Justisia untuk berproses, belajar berpikir, berwacana, dan menulis.  Masa di mana tulisan mejeng di koran adalah sebuah prestis sekaligus penyambung nyawa. Dan Alhamdulillah ini adalah artikel saya yang pertama kali dimuat di Koran Kompas, saat semester 3 pada tahun 2005. Masa di mana setiap malam dihabiskan di Asrama Iain Semarang dengan segenap keriuhan dan kekonyolan di atas tandon. Hahaha... Masa setiap pekanan (usbuiyah) dilaksanakan di Nafilah Di Dadaku dengan segala

Sebuah Cerita tentang PMII Rayon Syariah Komisariat Walisongo

Sebagai santi yang dididik dalam kultur NU yang kental, saya kenal dengan PMII sejak nyantri di Sirojuth Tholibin, tepatnya di Madrasah Aliyah Tajul Ulum  pada mata pelajaran Ke-NU-An. Almaghfurlah Kiai Muqorobin di depan kelas bercerita bahwa ada organ NU yang mewadahi mahasiswa NU bernama PMII. Dalam buku paket Ke-NU-an saya juga menemui informasi demikian. Tak lama berselang, saya menjadi lebih kenal dengan PMII saat Mas Ruchman Basori , aktivis PMII Walisongo Semarang mengisi materi pelatihan kepemimpinan di OSIS sekolah kami, sekitar tahun 2002 akhir. Diam-diam saya mengagumi gaya orasi Mas Ruchman saat menjelaskan materi di depan forum. Keren sekali waktu itu. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2004 saya melanjutkan studi di Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. Saat itu saya diajak ikut Mapaba. Saya agak ragu untuk mendaftar karena ada kabar di Pondok akan ada kegiatan di hari yang sama. Benar saja. Ada benturan kegiatan di Pondok sehingga saya tidak jadi ikut. Saat itu

Pengajian Kilatan Ramadhan 1441/2020

Bismillah wal hamdulillah...  Shalatan wa salaman ala Rasulillah wa ala alihi wa ashabihi wa man walah. Alhamdulillah kita bisa kembali bertemu dengan Ramadhan. Dan alhamdulillah lagi, tahun ini kita bisa kembali ngalap barokah bulan Ramadhan, para muallif, dan para masyayikh dengan salah satunya, mengkaji kitab. Mulanya mau ngaji offline saja biar bisa ger-geran bareng. Tetapi karena ada penjarakan fisik akibat Corona, semua dialihkan ke online. Teman-teman DEMA IAIN Metro menghubungi dan meminta ngaji bareng. Topik kajiannya adalah fikih. Maka saya pilihkan Kitab Shiyam anggitan Syaikh Zainal Abidin Munawwir Krapyak. Kajiannya diadakan live di IG @nasrudinbanget dan @dema_iainmetro setiap hari pukul 16.00-16.30 WIB Kemudian sahabat-sahabat PMII Komisariat Jurai Siwo juga gak mau kalah ngajak ngaji. Topik kajiannya ilmu tauhid. Kitabnya saya pilih Qathr al-Ghayts karya Syeikh Nawawi Banten yang merupakan Syarah dr Masail Imam Abi Layts As-Samarqandy.  Kitab ini dikaji seti

Pra-syarat New Normal

New Normal adalah pelonggaran PSBB di mana kita bisa kembali beraktivitas di luar dengan prosedur keselamatan yang ketat. Alasannya karena Covid tidak mungkin hilang dalam waktu dekat dan kita harus ubat-ubet agar bisa ngliwet. Namun demikian, new normal memiliki beberapa pra-syarat. Kalau pra-syarat ini tidak terpenuhi, maka new normal hanya akan menimbulkan risiko yang jauh lebih dalam dibanding PSBB.  Apa saja pra-syaratnya? 1. Virus sudah terpetakan secara jelas ada di mana saja. Peta ini membantu kita bisa beraktivitas di mana saja. Mana area yang rawan dan mana area yang hijau. Tanpa pemetaan itu, kita hanya akan hidup dalam was-was terus-menerus. Satu hal yang penting dicatat, melonggarkan PSBB berpotensi memperluas area was-was. 2. Penyebaran virus sudah terkendali. Kalau jumlah penularan makin meningkat, pelonggaran PSBB hanya akan menambah jumlah penularan baru. Sayangnya, hingga saat ini jumlah penularan baru makin meningkat. Coverage virus pun makin meluas. Pelo

Kajian Tauhid Qathr al-Ghayts (07) Bagaimana Beriman kepada Hari Akhir?

via IFTTT

Kajian Tauhid Qathr Al-Ghayts (06) Berapa Jumlah Nabi dan Rasul? Tidak Hanya 25!

via IFTTT

Kajian Tauhid Qathr Al Ghayts (05) Bagaimana Cara Beriman kepada Nabi dan Rasul?

via IFTTT

Kajian Tauhid Qathr Al-Ghayts (04) Iman kepada Kitab Allah

via IFTTT

24 Mei 2020

via IFTTT

Nonlitigasi (06) Mediasi

via IFTTT

Nonlitigasi 05 Negosiasi

via IFTTT

Nonlitigasi (04) Macam macam Penyelesaian Sengketa Nonlitigasi

via IFTTT

Nonlitigasi 03 Litigasi dan Nonlitigasi

via IFTTT

Nonlitigasi 02 Beberapa Penyebab Sengketa dan Langkah Penyelesaiannya

via IFTTT

Nonlitigasi (01) Kemunculan Sengketa dan Penyelesaiannya

via IFTTT

Fikih Mawaris (03) Ketentuan Umum Waris Islam

via IFTTT

Fikih Mawaris (02) Asas Kewarisan Islam

via IFTTT

Pengantar Fikih Mawaris

via IFTTT

Kitab Shiyam (2) Keutamaan Puasa Ramadhan Lanjutan

via IFTTT

Fikih Ibadah (6) Ketentuan Khutbah Jumat dan Khutbah Ied dalam Islam

via IFTTT

Fikih Ibadah (5) Aqiqah dalam Islam

via IFTTT

Fikih Ibadah (4) Qurban dalam Islam

via IFTTT

Kajian Tauhid Qathr Ghayts (1) Bagaimana Beriman kepada Allah?

via IFTTT

Kajian Tauhid Qathr al-Ghayts (3) Bagaimana Cara Beriman kepada Malaikat

via IFTTT

Kajian Tauhid Qathr Al-Ghayts (2) Bagaimana Beriman kepada Allah swt

via IFTTT

Rahasia Sukses Menjadi Imam Tarawih

Seiring banyaknya masjid yang membatasi salat tarawih, jumlah Imam Tarawih di rumah-rumah bisa dipastikan meledak, termasuk Anda barangkali. Heuheuheu.... Nah, setelah berjalan dua malam, baru terasa kan, bahwa menjadi imam tarawih itu tidak mudah. Namun demikian, ada dua hal yang bisa dilakukan agar beban menjadi imam tarawih menjadi ringan, bahkan lenyap. Apa itu? Pertama, mundur. Haha... Tapi sayangnya ini bukan opsi yang nirkonsekuensi. Apalagi jika Anda adalah menantu dan makmum adalah keluarga besar mertua. Heuheuheu... Kedua, ya maju terus. Jika dilakukan secara terus-menerus insyallah akan terasa ringan. Prinsipnya begini. Imam itu adalah pelayan bagi makmum. Maka Anda harus mengerti siapa saja makmumnya dan apa yang mereka inginkan. Itu kunci utamanya. Biasanya sih, mayoritas makmum lebih suka versi imam ekspres. Maka pilih bacaan yang pendek asal tartil. Bacaan surat pendek tapi tuntas lebih baik daripada surat panjang tapi cuma sepenggal-sepenggal, kecuali Anda mau mengkh

Fikih Ibadah (3) Haji dalam Islam

via IFTTT

Fikih Ibadah (2) Zakat dalam Fikih Islam

via IFTTT

Fikih Ibadah (1) Mengurai Makna Ibadah dalam Fikih Islam

via IFTTT

Faruq M. Achmad Praktik Salat Zuhur Lengkap dengan Teks

via IFTTT

Faruq M. Achmad Lompat Tali

via IFTTT

Belajar Bijak saat Wabah Corona

via IFTTT

Munajat Tolak Bala Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari, Li Khomsatun Arab dan Latin

via IFTTT

Bagaimana cara mengetahui naskah plagiat?

via IFTTT

Muhamad Nasrudin_ Kitab as-Shiyam, Keutamaan (Puasa) Ramadhan

via IFTTT

Mubadalah: Dari Paradigma hingga Strategi Penyelesaian Sengketa

Alhamdulillah kemarin berkesempatan belajar kembali bersama Kiai  Faqih Abdul Kodir  tentang mubadalah setelah akhir tahun lalu sempat belajar bersama beliau. Sebetulnya pengen menuliskan catatan ini sejak tahun lalu, tapi malah kelupaan. Hehe... Pangapunten. Baiklah. Saya ingin cerita tentang mubadalah seperti yang kemarin saya pelajari. Jadi mubadalah itu berasal dari kata badala, yang bisa bermakna menggantikan. Kata mubadalah punya faedah musyarakah sehingga maknanya menjadi "saling menggantikan". Kata mubadalah sendiri pada awalnya searah dengan makna jual-beli. Situ jual, sini beli. Kira-kira semacam itu. Secara lebih konkret, mubadalah lebih pas jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai kesalingan, saling mengisi, saling melengkapi, saling asah, saling mendukung untuk kemaslahatan bersama. Jadi mubadalah lebih ke arah pemenuhan visi bersama menuju maslahah bersama. Secara historis, mubadalah diketengahkan oleh Kiai Faqih sebagai kritik atas d