Skip to main content

Sebuah Cerita tentang PMII Rayon Syariah Komisariat Walisongo


Sebagai santi yang dididik dalam kultur NU yang kental, saya kenal dengan PMII sejak nyantri di Sirojuth Tholibin, tepatnya di Madrasah Aliyah Tajul Ulum  pada mata pelajaran Ke-NU-An. Almaghfurlah Kiai Muqorobin di depan kelas bercerita bahwa ada organ NU yang mewadahi mahasiswa NU bernama PMII. Dalam buku paket Ke-NU-an saya juga menemui informasi demikian.

Tak lama berselang, saya menjadi lebih kenal dengan PMII saat Mas Ruchman Basori , aktivis PMII Walisongo Semarang mengisi materi pelatihan kepemimpinan di OSIS sekolah kami, sekitar tahun 2002 akhir. Diam-diam saya mengagumi gaya orasi Mas Ruchman saat menjelaskan materi di depan forum. Keren sekali waktu itu.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2004 saya melanjutkan studi di Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. Saat itu saya diajak ikut Mapaba. Saya agak ragu untuk mendaftar karena ada kabar di Pondok akan ada kegiatan di hari yang sama. Benar saja. Ada benturan kegiatan di Pondok sehingga saya tidak jadi ikut. Saat itu saya masih ngelajo dari Brabo ke Ngaliyan.

Setahun berselang, baru pada 2005 saya kesampaian ikut Mapaba. Saat itu saya menjadi peserta tertua. Hahaha... Agak canggung sih saat itu, apalagi semua panitia OC adalah teman seangkatan di kampus dan bahkan sekelas. Hahaha... Ya udah. Gak papa lah. Namanya juga proses.... Lah, Seusai Mapaba, saya malah tidak aktif di Almapaba (Alumni Mapaba) 2005, karena ditarik oleh angkatan 2004, yang saat itu ketuanya adalah Sahabat Ghozi El-Yawadi. 

Dua tahun kemudian, yakni 2006, angkatan 2004 ketiban sampur menjadi pengurus rayon. Saat itu ketuanya adalah Sahabat Yoni Arief  dan sekretarisnya adalah Sahabat Hendi Diyanto MK. Saya diajak untuk membantu Rayon di Lembaga Kajian dan Penerbitan (LKP) sebagai sekretaris bersama Siti Rofiah sebagai kondekturnya, eh, direkturnya. Hehehe...

LKP ini semacam lembaga semi-otonom yang ditugasi untuk menangani bidang-bidang khusus. Ia menjadi ajang penggod(jl)okan. Eits. Yang bener yang di dalam kurung itu. Hahaha.... 

Nah, di LKP ini kami punya beberapa kegiatan rutin, misalnya diskusi. Temanya merentang dari filsafat, sosiologi, antropologi, hingga agama dan politik. Pematerinya biasanya rekan senior, kadang-kadang gantian teman sendiri, dan sesekali dosen muda. Yang paling sering mengisi materi ya Mas Muhammad Kholidul Adib, Mas Iman Fadhilah, Mas Tedi Kholiludin, dan senior-senior lain. Biasanya sih digelar di Juras atau di YPMI.

Selain diskusi, LKP juga punya program menerbitkan buletin Perisai. Nama ini konon diambil dari bentuk logo PMII yang berbentuk perisai. Buletin ini tidak dicetak, tetapi cuma difotokopi di atas kertas HVS berwarna merah. Tidak ada biaya untuk mencetak waktu itu. Hehe... Entah sampai berapa edisi buletin ini. Pastinya, saat LPJ RTAR, kami sudah bisa dengan bangga menyampaikan bahwa Buletin Perisai telah terbit secara berkala: ya kala-kala terbit, kala-kala tidak. Hahaha...

Sebagai pengurus rayon, tahun 2006 kami diamanahi menyelenggarakan Mapaba. Nah, sebagai panitia SC saya diminta bantu-bantu menyusun modul Mapaba. Kebetulan saya mendapat jatah materi Aswaja. Jadilah saya menulis materi Aswaja, dari Mazhab menuju Manhaj. 

Materi ini kemudian saya sampaikan saat menjadi pendamping Mapaba. Dari sini, eh, saya selalu dapat jatah mengisi materi Aswaja di pengkaderan formal, baik Mapaba ataupun PKD, di Rayon Syariah ataupun di Rayon lain, bahkan di Komisariat lain, dari tahun ke tahun. Spesialis aswaja. Heuheuhue...

Dari sini saya kemudian belajar tentang public speaking. Jika di Justisia saya bagaimana mengorganisir gagasan, di PMII saya belajar bagaimana menyampaikan gagasan di muka forum. Belajar berdialektika dan beradu gagasan.

Sebagai mahasiswa rantau, saya bersyukur bisa bergabung di PMII sehingga punya keluarga dan sahabat baru, tidak hanya di Semarang, tetapi di seluruh Indonesia. Apalagi menjelang Ramadhan begini. Dulu, saat-saat begini, Pengurus Rayon pasti sibuk menyusun jadwal diskusi di rumah-rumah dosen selama Ramadhan. Sebuah modus untuk mendapatkan buka bersama gratis. Dan alhamdulillah ala ni’amillah... selama lebih dari 20 hari kita bisa dapat buka puasa gratis. Hahaha...

‘Ala kulli haal. Terima kasih dan salim takzim untuk semua dosen dan senior. Jabat erat untuk seluruh sahabat. Salam sayang untuk semua junior. Untuk semua yang telah memberi warna dalam masa-masa yang penuh dinamika tersebut.

Selamat ulang tahun, PMII.
Untukmu, satu tanah airku.
Untukmu, satu keyakinanku...

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Mukallaf dan Baligh dalam Fikih Islam

Terdapat dua istilah yang seringkali disebut tatkala membincang subjek hukum dalam fikih, yakni mukalaf dan baligh. Kedua istilah ini seringkali dianggap memiliki satu makna yang sama dan bisa saling substitusi. Terkadang seseorang menyebut mukalaf padahal yang dimaksud adalah balig. Ada pula orang lain yang menyebut kata baligh, padahal yang ia maksud adalah mukallaf. Hal yang cukup menggembirakan adalah, pengetahuan masyarakat tentang baligh sudah cukup baik. Warga di kampung kami, misalnya, umumnya memahami baligh sebagai orang yang sudah dewasa. Pengertian ini tidak salah dan sudah mendekati kebenaran. Dalam pandangan fikih, secara tegas baligh adalah kondisi di mana seseorang sudah mencapai usia dewasa secara biologis. Titik tekan dalam fikih ini adalah kedewasaan secara biologis yang lazimnya ditandai dengan berfungsinya organ reproduksi secara sempurna. Kesempurnaan ini bisa dilihat dari beberapa tanda fisik dan psikis. Bagi perempuan, ovarium sudah bisa memproduksi sel tel...

Mars dan Hymne IAIN Metro

Mars IAIN Metro Jayalah IAIN Metro Tegap menuju masa depan Tak gentar bersaing tunjukkan kearifan Di bumi persada Kembangkan ajaran Islam Tekuni ilmu dan teknologi Peduli harmoni menjadi jati diri Cita-cita mandiri Marilah seluruh civitas akademika Membaca dan berkarya Menjadi generasi intelektual bangsa Berakhlak mulia Majulah IAIN Metro Majulah civitas akademika Membangun generasi bertakwa pada Ilahi Berkhidmat untuk negeri 2x Jayalah jayalah IAIN Metro ***** HYMNE IAIN Metro Di gerbang Sumatera Lampung tercinta IAIN Metro berada Tempat kami berjuang Tempat kami mengabdi Berbakti pada Ilahi Melangkah dengan Iman dan Taqwa Mengabdi pada bangsa dan negara Di bumi pertiwi kami berpijak Bernaung atas RidhoNYA Syukur dan harapan slalu kami panjatkan Untuk kejayaan Islam rahmat alam semesta Ilmu dan iman menjadi landasan Membangun generasi Indonesia Jaya

Gaul Iya, Paham Islam Juga

"Ma...ma...af, sa...ya...nggak tahu, Pak" Jawaban grogi seperti itulah barangkali yang kamu berikan kala ditanya gurumu: Apakah zakat itu? Gimana menyalurkannya? Mengapa kita musti beribadah? Apa sajakah ibadah itu? Dan seterusnya. Dan sebagainya. Ataukah dengan pedenya kamu tetep ngejawab atas ketidaktahuanmu? Janganlah yaw! Malu-maluin... Pertanyaannya kemudian, kenapa kita tidak tahu, padahal kita mengaku muslim sejati? Hayo... Kenapa? Mungkin, di antara kamu ada yang ngejawab, "Nggak ada waktu untuk belajar agama." Atau, "Mata pelajaran agama di sekolah ngebosenin, monoton, dan gurunya killer abis". Boleh jadi yang disampaikan di sekolah atau pengajian saat bicara agama pasti mengarah ke surga atau neraka. Iya, kalau kita punya tabungan banyak ibadah karena ngerti caranya, kita bisa pegang tiket ke surga. Lha kalau kita banyak dosa? Atau, kita tidak shalat misalnya dengan alasan aneh: karena tidak bisa. Apa tidak repot? Belum lagi jika belajar a...

Menggugat keadilan dalam poligami

DALAM perkawinan kebahagiaan adalah tujuan utama. Namun, kata pepatah, jalan tak selamanya bertabur bunga. Ada kalanya bertabur kerikil tajam, duri di jalan. Salah satu problem yang kadang dihadapi adalah belum adanya keturunan. Dunia terasa hambar. Karena anak tak sekedar calon penerus gen. Ia adalah cahaya dan perekat keluarga. Sebuah artikel anonim yang penulis temukan di mesin Google menuturkan. "Bila sang buah hati belum hadir, cintailah pasanganmu 100 persen". Ini teorinya. Tapi, boleh jadi hasrat menimang putera jauh lebih hebat. Hingga tak jarang, biduk keluarga retak dan terancam kelangsungannya. Problem ini menjadi salah satu dari tiga alasan pengadilan membuka pintu poligami dalam UU No. 1/1971 tentang Perkawinan (UUP) pasal 4 ayat (2). Problem lain adalah istri tidak dapat menjalankan kewajiban; dan istri mendapat cacat badan atau penyakit lain yang tidak bisa disembuhkan. Poligami ini demi keutuhan rumah tangga. Syarat adil Seorang lelaki yang hendak mengajuka...

Doa Memulai Pengajian Al-Quran, Ilahana Yassir Lana

Berikut ini adalah doa yang biasa dibaca sebelum memulai mengaji al-Quran.  Ilaahana yassir lanaa umuuronaaa 2 x Min diininaaa wa dun-yaanaaa 2 x Yaa fattaahu yaa aliim 2 x Iftah quluubanaa 'alaa tilaawatil qur'aan 2 x Waftah quluubanaa alaa ta'allumil 'uluum 2x

Ringkasan Hasil-hasil Muktamar NU ke-33 di Jombang

بسم الله الرحمن الرحيم A. KOMISI BAHTSUL MASA`IL DINIYAH WAQI’IYYAH 1. Hukum mengingkari janji bagi pemimpin pemerintahan. Pertanyaan: 1) Bagaimana status hukum janji yang disampaikan oleh pemimpin pada saat pencalonan untuk menjadi pejabat publik, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif? 2) Bagaimana hukum mengingkari janji-janji tersebut? 3) Bagaimana hukum tidak menaati pemimpin yang tidak menepati janji? Jawaban: 1) Status janji yang disampaikan oleh calon pemimpin pemerintahan/pejabat publik, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif, dalam istilah Fiqh, ada yang masuk dalam kategori al-wa’du (memberikan harapan baik) dan ada yang masuk dalam kategori al-‘ahdu (memberi komitmen). Adapun hukumnya diperinci sebagai berikut: Apabila janji itu berkaitan dengan tugas jabatannya sebagai pemimpin rakyat, baik yang berkaitan dengan program maupun pengalokasian dana pemerintah, sedang ia menduga kuat bakal mampu merealisasikannya maka hukumnya mubah (boleh). Sebaliknya,...

Media Bersuci dalam Fikih (1)

Bersuci dalam fikih membutuhkan media yang digunakan sebagai alat untuk bersih-bersih. Media di sini adalah alat yang oleh syariat diberi status sebagai alat bersuci. Lagi-lagi kata kuncinya adalah status yang diberikan oleh syariat. Sehingga tidak mesti benda yang digunakan untuk bersuci adalah benda yang benar-benar bersih jika dilihat menggunakan kaca mata non-syariat. Ada lima media yang bisa digunakan untuk bersuci. Lima media tersebut adalah air, debu, batu, proses penyamakan, dan proses arak menjadi cuka. Masing-masing memiliki syarat tertentu yang harus dipenuhi. Kelimanya juga memiliki peruntukan yang khusus dalam bersuci. Air digunakan untuk berwudhu, mandi, dan istinja. Debu untuk tayamum sebagai ganti mandi atau wudhu. Batu untuk beristinja saja. Proses penyamakan untuk menyamak kulit bangkai. Proses menjadi cuka untuk arak. Air untuk Bersuci Air Mutlak. Air adalah media primer yang bisa digunakan untuk nyaris semua proses bersuci, baik bersuci dari hadats...