Skip to main content

Posts

Showing posts with the label agama

Perkenalkan, #SalamTurots

Bocah cilik berbaju sederhana itu duduk di pojok belakang, di belakang santri-santri senior yang khusuk mengaji.  Ketika santri-santri senior sibuk mencatat petuah Guru, bocah cilik itu malah asyik bermain.  Telunjuk dan jempol tangan kanan menari di atas telapak tangan kiri, seolah-olah sedang menulis meskipun tanpa pena, tanpa tinta.  Sementara itu, sang Guru sedang mendedahkan kitab Muwatha, salah satu magnum opus -nya kepada seluruh santri.  Diam-diam, Sang Guru memperhatikan bocah cilik itu. Batinnya, anak itu sedang bermain di sini.   Hari keesokannya, Imam Malik, sang Guru kembali mendapati bocah cilik yang sama, duduk di tempat yang sama, kembali bermain jari.  Penasaran, sang Guru memanggil si bocah cilik tadi.  "Siapa namamu, Nak?", tanya sang Guru. "Muhammad bin Idris bin Syafi', Syaikh." "Kamu sedang bermain apa?"  'Saya mencatat pelajaran di telapak tangan kiri saya." "Mana penanya?" "Ini", bocah itu menunjukka

Prasmanan Kajian Islam

Alhamdulillah... Tahun ini berkesempatan ambil bagian sebagai chair dalam forum 21st AICIS - Annual International Conference on Islamic Studies 2022 di Ungasan, Bali, 1-4 November 2022. Ini adalah kesempatan yang luar biasa. Karena AICIS adalah forum bergengsi yang paling awal diselenggarakan dalam diseminasi riset Islamic studies. AICIS sudah dihelat sejak 22 tahun lalu. Assabiqunal awwalun. AICIS adalah forum prasmanan. Di sini ratusan paper dipresentasikan. Inspirasi riset-riset baru dibuka, wilayah-wilayah baru ditawarkan, peluang kolaborasi baru dalam tridharma perguruan tinggi dijalin. Berkah bersilatulfikri dan bersilaturahmi dengan para guru, senior, kolega, peneliti, praktisi, dan akademisi dari berbagai kampus. Juga menyambung jejaring baru. Sampai bertemu di AICIS 2023 di UIN Surabaya.

Rahasia Sukses Menjadi Imam Tarawih

Seiring banyaknya masjid yang membatasi salat tarawih, jumlah Imam Tarawih di rumah-rumah bisa dipastikan meledak, termasuk Anda barangkali. Heuheuheu.... Nah, setelah berjalan dua malam, baru terasa kan, bahwa menjadi imam tarawih itu tidak mudah. Namun demikian, ada dua hal yang bisa dilakukan agar beban menjadi imam tarawih menjadi ringan, bahkan lenyap. Apa itu? Pertama, mundur. Haha... Tapi sayangnya ini bukan opsi yang nirkonsekuensi. Apalagi jika Anda adalah menantu dan makmum adalah keluarga besar mertua. Heuheuheu... Kedua, ya maju terus. Jika dilakukan secara terus-menerus insyallah akan terasa ringan. Prinsipnya begini. Imam itu adalah pelayan bagi makmum. Maka Anda harus mengerti siapa saja makmumnya dan apa yang mereka inginkan. Itu kunci utamanya. Biasanya sih, mayoritas makmum lebih suka versi imam ekspres. Maka pilih bacaan yang pendek asal tartil. Bacaan surat pendek tapi tuntas lebih baik daripada surat panjang tapi cuma sepenggal-sepenggal, kecuali Anda mau mengkh

Mubadalah: Dari Paradigma hingga Strategi Penyelesaian Sengketa

Alhamdulillah kemarin berkesempatan belajar kembali bersama Kiai  Faqih Abdul Kodir  tentang mubadalah setelah akhir tahun lalu sempat belajar bersama beliau. Sebetulnya pengen menuliskan catatan ini sejak tahun lalu, tapi malah kelupaan. Hehe... Pangapunten. Baiklah. Saya ingin cerita tentang mubadalah seperti yang kemarin saya pelajari. Jadi mubadalah itu berasal dari kata badala, yang bisa bermakna menggantikan. Kata mubadalah punya faedah musyarakah sehingga maknanya menjadi "saling menggantikan". Kata mubadalah sendiri pada awalnya searah dengan makna jual-beli. Situ jual, sini beli. Kira-kira semacam itu. Secara lebih konkret, mubadalah lebih pas jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai kesalingan, saling mengisi, saling melengkapi, saling asah, saling mendukung untuk kemaslahatan bersama. Jadi mubadalah lebih ke arah pemenuhan visi bersama menuju maslahah bersama. Secara historis, mubadalah diketengahkan oleh Kiai Faqih sebagai kritik atas d

Kitab As-Shiyam, Kesunahan dalam Berpuasa

Benakah Kita Hijrah?

Bukanlah sebuah hijrah ketika seseorang menjadi lebih baik lalu merasa lebih baik. Mengapa? Bukankah menjadi lebih baik itu baik belaka? Iya. Tetapi merasa lebih baik (daripada orang lain) akan mendorong kita merasa sombong dan diam-diam memandang hina orang lain. Cobalah kita salat malam setiap hari selama setahun, diam-diam kita akan merasa sebagai orang yang sangat beruntung. Diam-diam kita akan melihat mereka yang tidak mau salat malam sebagai orang yang tidak bersyukur. Merasa lebih baik akan menerbitkan kesombongan secara diam-diam. Dan itu akan menghancurkan ibadah. Bukankah iblis dulu ahli ibadah hingga semua malaikat tunduk dan bermakmum kepadanya. Ia diusir dari surga dan menjadi terlaknat hingga kiamat hanya karena MERASA LEBIH BAIK daripada Adam AS. Waliyadz Billah..

Ngasaqo dan Sanad Keilmuan

Di kelas Membaca Al-Quran, saya menuliskan kata ini ٓعٓسٓق. Saya meminta anak-anak untuk membaca. Satu anak membaca ngasaqo. Saya tunjuk anak lain. Ngasaqo. Saya tunjuk yang lain lagi. Ngasaqo. Saya lalu menunjuk anak yang sudah khatam Al-Qur'an. Ainnsiinnnqaaaff. Nah... Segera saya perhatikan para pembaca awal. Mereka kaget dan malu. Bacaan mereka ternyata keliru. Tapi tak apa. Mereka mau belajar membaca Al-Qur'an itu sudah bagus. Semua memang bermula dari ketidaktahuan. Lalu saya tanya kepada anak-anak. "Tulisannya sama. Lalu mengapa bisa muncul bacaan yang berbeda?... Yang satu ngasaqo dan yang satu aainnnsinnqaaf..." Saya tanya kepada anak yang pertama. "Mengapa Anda membaca ngasaqo?" Dia jawab, ya karena semua harakat itu mirip fathah sehingga terbaca ngasaqo. Tapi ternyata itu semua bukan fathah. Hehe... Saya tanya kepada anak yang terakhir. "Mengapa Anda membaca ainnsiinnnqaaaff?" Dia menjawab, "Karena kiai saya mengajarkan begitu.&quo

Khilafah bukan Bagian dari Syariat

Jika khilafah merupakan bagian dari Syariat, tentu Rasul akan mendirikan khilafah atau mengangkat dirinya sebagai Khalifah. Faktanya, sampai Rasul wafat, Rasul tak pernah melakukan itu. Padahal Rasul punya kuasa penuh untuk melakukannya. Itu artinya, khilafah bukan bagian dari syariat. Karena agama Islam sudah sempurna saat Rasul wafat (baca QS Al Maidah: 3). Sebab itulah sangat wajar jika tidak ada ayat yang menuturkan kata khilafah. Jika semua hal yang tidak ada dalilnya adalah sebuah bi'dah, maka bisa dibilang khilafah adalah bagian dari bi'dah. Lalu bagaimana posisi khilafah dalam Islam? Khilafah adalah perkara ijtihadiyah. Khilafah tidak berada pada domain aqidah. Sebab itulah rukun Islam ataupun rukun iman tidak mencantumkan khilafah. Maka mengingkari atau menerima khilafah tidak ada sangkut pautnya dengan keimanan seseorang. Menolak khilafah tidak mengganggu iman. Nah... Ketika khilafah berada pada domain ijtihadiyah, maka ia berada pada spektrum ruang dan waktu. Seb

Khutbah Idul Adha dan Idul Fitri Sepanjang Masa

KHUTBAH I الله أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وعلى اله وأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين،   أما بعد: فياأيها الإخوان، أوصيكم و نفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون، قال الله تعالى في القران الكريم: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحم

Pengumuman Hadiah Buku Gratis untuk Pengisi Kuesioner Salat Gerhana dan Khutbah Jumat

Terima kasih kepada seluruh teman-teman yang sudah mengisi kuesioner. Mohon maaf saya terlambat mengumumkan pemenang kuesioner Salat Gerhana. Meskipun demikian, hadiah akan tetap saya kirim.  Seluruh pengisi kuesioner saya acak menggunakan aplikasi di random.org. Berikut adalah pemenangnya.  1. Kuesioner Salat Gerhana   2. Kuesioner Salat Jumat   Selamat kepada Dina Wahida dan Danu Aris Setiyanto. Keduanya akan saya hubungi untuk pengiriman bukunya. Nantikan kuesioner selanjutnya. 

Mendefinisikan Agama Melalui Tiga Aspeknya

Sejauh pengamatan penulis, belum pernah ada kesepaktan di kalangan para ahli dan peneliti terkait apa itu agama. Di kalangan pemeluk agama juga belum pernah ada kesepakatan apa itu agama. Satu orang mendefinisikan begini sedangkan yang lain mendefinisikan begitu. Tidak pernah bisa ketemu, dan bahkan nyaris mustahil ada kesepakatan untuk mendefinisikan apa itu agama. Mengapa bisa demikian? Ketidaksekapatan ini bisa terjadi lantaran tidak jelasnya batas mana ranah yang dikatakan sebagai agama dan mana yang bukan bagian dari agama. Menulis tulisan ini, misalnya, bisa jadi dipahami sebagai tindakan yang masuk dalam ranah agama. Hal ini jika menulis esai ini dipahami sebagai salah satu upaya saya berbagi ilmu sekaligus melepaskan diri dari dosa kitmân al-ilm (menyembunyikan ilmu). Akan tetapi, boleh saja saya sebagai sebagai aktor dalam menulis teks ini memahami tindakan menulis esai ini hanya sebatas mengisi waktu luang agar dianggap sibuk atau mencari-cari kesibukan agar terbebas dari

Agar Masjid Makin Ramah Anak

Ada kecenderungan masjid makin tak bersahabat dengan anak. Di sebuah status FB , yang dishare nyaris dua ribu kali, seluruh fesbuker yang men-syer mengiyakan fenomena masjid angker . Keangkeran masjid makin mewabah, seiring banyaknya takmir masjid yang beragama secara terlalu serius minus humor.  Anak adalah masa depan umat Islam. Seharusnya mereka diakomodasi agar masjid makin makmur dan keberlangsungan jamaah menjadi terjaga. Juga agar mereka tak terasing d ari masjid lantas menghabiskan waktu dan membentuk karakternya di tempat yang tak sepatutnya. Segala kekerasan terhadap anak (baik secara fisik, psikis, visual, verbal) akan membekas cukup lama. Teror yang diterima anak akan membuat trauma terhadap masjid. Butuh waktu dan energi untuk mengembalikan ketakutan ini dan sayangnya tak banyak yang melakukan hal ini. Orang dewasa berhak untuk salat secara khusuk dan damai, tetapi anak-anak juga berhak untuk dekat dengan Tuhan dan Islamnya juga. Keduanya harus diakomodasi. Sala

Ringkasan Hasil-hasil Muktamar NU ke-33 di Jombang

بسم الله الرحمن الرحيم A. KOMISI BAHTSUL MASA`IL DINIYAH WAQI’IYYAH 1. Hukum mengingkari janji bagi pemimpin pemerintahan. Pertanyaan: 1) Bagaimana status hukum janji yang disampaikan oleh pemimpin pada saat pencalonan untuk menjadi pejabat publik, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif? 2) Bagaimana hukum mengingkari janji-janji tersebut? 3) Bagaimana hukum tidak menaati pemimpin yang tidak menepati janji? Jawaban: 1) Status janji yang disampaikan oleh calon pemimpin pemerintahan/pejabat publik, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif, dalam istilah Fiqh, ada yang masuk dalam kategori al-wa’du (memberikan harapan baik) dan ada yang masuk dalam kategori al-‘ahdu (memberi komitmen). Adapun hukumnya diperinci sebagai berikut: Apabila janji itu berkaitan dengan tugas jabatannya sebagai pemimpin rakyat, baik yang berkaitan dengan program maupun pengalokasian dana pemerintah, sedang ia menduga kuat bakal mampu merealisasikannya maka hukumnya mubah (boleh). Sebaliknya,

Sunnah Nabi Era Kiwari

pic: mahdiy.wordpress.com Belakangan ini ada gerakan yang cukup massif di kalangan umat Islam Indonesia untuk mencintai dan menghidupi sunnah Nabi. Beberapa masjid menyelenggarakan pengajian bagaimana berkurban sesuai sunnah, bagaimana memakai baju sesuai sunnah, bagaimana berbicara sesuai sunnah, bagaimana berjenggot sesuai sunnah, dan seterusnya. Orng-orang berbondong-bondong memanjangkan jenggot, mengenakan celana menggantung, dan sebagainya. Gerakan ini di satu sisi layak mendapat apresiasi karena berupaya mendekatkan diri dengan prototipe Rasul dan para sahabatnya. Namun dalam tataran praktis, kecenderungan ini bisa menjadi problem jika pertama pelaku sunnah memosisikan sunnah sejajar atau bahkan melampaui wajib. Indikasinya adalah ketika sunnah ditinggalkan dianggap akan menjadi problem serius. Kedua, jika sunnah membuat pelakunya merasa sempurna diri dan memandang rendah mereka yang tidak menjalankannya. Ketiga, ketika terlalu pilih-pilih dalam menjalankan sunnah yang